30 Nov 2016
kembali ke listMANADO - Penyalahgunaan dan Peredaran gelap Narkoba (Narkotika,Psokrotopika dan Bahan adiktif lainya) di Indonesia menjadi hambatan pembangunan sumber daya manusia khususnya generasi muda, kita harus mawas diri dan keluarga akan dampak negatif dari narkoba ucap Nugroho Jati Selaku General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Sam Ratulangi, saat membuka kegiatan (Pelatihan Pengenalan Narkoba dan Obat-obat Terlarang) bersama BNN Propinsi Sulut sebagai narasumber pada pukul 09.00WITA di Classroom AFFR.
Jati juga menambahkan Bandara adalah pintu masuk paling rawan akan narkoba, apalagi melihat jumlah penumpang internasional yang melonjak drastis khususnya dari China, Petugas Aviation Security (Avsec), baik secara insting, nalar (soft skill) maupun dengan penggunaan tekhnologi pendeteksi narkoba (hard skill) harus cermat dan cepat dalam mengawasi akan masuknya narkoba di bandara, upaya preventif dengan mengoptimalkan patroli juga harus berjalan, hal ini untuk membantu mapping terhadap target sasaran penumpang dengan barang bawaan, baik di terminal maupun di Cargo yang rawan akan penyeludupan Narkoba.
Dalam lingkungan kerja, narkoba menjadi hal yang sangat berbahaya dan harus dihindari, karena pengaruh narkoba terhadap pekerja ini memberikan dampak yang sangat merugikan bagi yang bersangkutan dan bagi instansi pemerintah/swasta. Konsumsi narkoba akan mengakibatkan penurunan kinerja, kesigapan fisik dan kemampuan berfikir. Sebuah pekerjaan bisa dikatakan safety sensitive jika ketidakcakapan pekerja akibat pengaruh narkoba bisa berdampak langsung dan beresiko besar terhadap diri sendiri, pekerjaan lain atau lingkungan "pungkas Kepala BNN Kombes Charles Himlir Ngii yang hadir pada saat itu.
Kegiatan ini di ikuti oleh 40 Orang di antaranya Avsec, AP Logistik dan selanjutnya secara bergilir para peserta deteksi narkoba yang kemudian mengisi pot urine dengan diawasi oleh pengawas dari BNN Sulut. (HUMAS MDC)